Garut. Komandan Korem 062/Tn Kolonel Czi Irfan Siddiq sebagai Irup pada Upacara Bendera Hari Kebangkitan Nasional Ke-114 Tahun 2022 bertempat di lapangan Makorem 062/Tn Jln Bratayudha no 65 Kabupaten Garut, Jum’at (20/05/2022).
Bertindak sebagai perwira upacara Mayor Arh Usep Komarudin (Pasi persrem 062/Tn).
Satuan pasukan upacara terdiri dari 1 SST gabungan Pamen Korem 062/Tn, Dansatbalak Aju, 1SST Gabungan Pama Korem 062/Tn, Dansatbalak Aju, 1 Unit Korsik Ajenrem 062/Tn, Pasukan upacara bersenjata 1 SST Denpom III/2 Garut, 2 SST Akmil Taruna, 1 SST Ba/Ta Gabungan Makorem 062/Tn, 1 Kelompok Gabungan Pns Korem 062/Tn.
Urutan upacara terdiri dari
penghormatan, laporan,
pengibaran Bendera Merah Putih, mengheningkan Cipta,
pembacaan Teks Pancasila,
pembacaan Pembukaan UUD 1945, pengucapan Saptamarga dan Panca Prasetya Korpri.
Kemudian amanat Menteri Kominfo RI yang dibacakan Danrem 062/Tn intinya menyampaikan tahun ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114. Pada tahun ini, “Ayo Bangkit Bersama” menjadi tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi COVID-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini hendaknya tidak hanya kita maknai sebagai seremonial saja. Guna memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional, mari sejenak kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Pada tanggal 20 Mei 1948, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa.
Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa. Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908 Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Organisasi yang menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan.
Mengutip ucapan Dr. Sutomo “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga.
Dilanjutkan pembacaan doa, Andhika Bhayangkari, laporan, penghormatan dan Tutup serta dilanjutkan Jam Komandan.
Hadir pada acara tersebut diantaranya Para Kasi, Dankasatbalak Jajaran Korem 062/Tn, Para peserta upacara Prajurit dan PNS TNI jajaran Korem 062/Tn serta Taruna Akmil Tk III/Sermadatar (Penrem062/Tn).
Leave a Reply